Hai, gaes! Udah pada denger belum nih berita terbaru soal pesawat terbang? Jadi gini, bayangin deh, Indonesia itu kan negara kepulauan, luasnya minta ampun. Nah, kita ini punya potensi gede banget di dunia penerbangan, mulai dari ngangkut penumpang, kirim barang, sampai urusan pertahanan negara. Tapi, ada satu masalah yang agak bikin mikir nih.
Sering banget kan kita denger kalau pesawat-pesawat kita, khususnya pesawat komersial, itu kalau ada kerusakan atau mau maintenance, larinya ke luar negeri. Kayak anak kos aja, kalau sakit larinya ke klinik. Padahal, kita punya bengkel pesawat sendiri, lho! GMF AeroAsia sama Batam AeroTechnic, dua jagoan kita ini sebenernya udah lumayan mumpuni. Tapi, ibarat mobil, bengkelnya oke, tapi spare part-nya masih impor. Nah, di sinilah cerita menariknya dimulai.
Waktu itu, Pak Wamenperin, Faisol Riza, lagi nerima tamu dari Boeing, perusahaan pesawat gede banget dari Amerika. Nah, Pak Faisol ini nggak cuma sekadar basa-basi. Beliau langsung to the point, “Boeing, kita punya supply chain dan konektivitas yang luar biasa. Indonesia juga punya SDM yang banyak dan mau belajar. Udah deh, mending kalian bikin pabrik komponen pesawat di sini aja!”
Iya, gaes, kita minta langsung! Bayangin aja, kalau pabrik komponennya ada di Indonesia, bengkel-bengkel kita kayak GMF AeroAsia dan Batam AeroTechnic bakal makin jago, gak perlu jauh-jauh impor lagi. Ibaratnya, kalau spare part mobil kita diproduksi di kampung halaman sendiri, kan enak, ya kan? Jadi, kalau ada kerusakan atau perawatan, pesawat kita gak perlu ‘mogok’ sampai ke luar negeri.
Pak Faisol juga nggak lupa bilang, “Boeing, kalian juga udah punya pusat pelatihan penerbangan di India, kan? Nah, kita juga butuh dong, biar anak-anak muda kita bisa jadi ahli penerbangan yang mumpuni.” Tempatnya? Batam dan Bintan, katanya, strategis banget! Udah deket sama Singapura, dan banyak kawasan industrinya. Jadi, sekalian aja gitu, belajar sambil ngembangin kawasan. Kayak dua keuntungan dalam satu kali gigitan burger!
Ngomong-ngomong soal kerjasama, Pak Faisol juga pengen kita bikin MoU sama Boeing, biar nggak cuma sekadar ngobrol aja. Jadi, nanti kita bisa belajar teknologi, ngasih kesempatan magang, dan yang paling penting: meningkatkan kualitas komponen dan SDM kita. Jadi, gak cuma bengkelnya yang keren, tapi teknisinya juga pada jago!
Eh, ini belum selesai lho. Pemerintah kita juga lagi ngejar target buat mengurangi emisi karbon di dunia penerbangan. Jadi, sekalian deh, kita minta bantuan Boeing juga buat mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan. Soalnya, kita juga gak mau kalah sama negara-negara lain yang udah mulai go green. Kita juga pengen pesawat kita terbang dengan ‘lebih bersih’, gak cuma terbang doang!
Untungnya, Ibu Penny Burtt, bos Boeing di Asia Tenggara, nyambut baik usul kita. Dia bilang, Indonesia punya potensi gede banget untuk ikut mengembangkan industri penerbangan yang berkelanjutan. Dia juga janji bakal terus kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk ningkatin kemampuan mereka, dan menjadikan mereka pemasok komponen Boeing global. Wah, ini sih namanya win-win solution!
Jadi, intinya, kita nggak mau cuma jadi penonton di dunia penerbangan. Kita mau jadi pemain yang aktif, bahkan ikut nentuin arah industri penerbangan di masa depan. Udah siap kan, gaes, buat jadi bagian dari cerita seru ini? Kita tunggu aja kelanjutannya, ya! Semoga aja mimpi kita punya pabrik komponen pesawat sendiri bisa segera terwujud. Semangat!
[Sumber: detikFinance]