Eh, kamu pada denger nggak sih berita heboh soal AI akhir-akhir ini? Aku mau cerita nih, kayak lagi ngegosip sambil ngopi sore-sore. Jadi gini, ceritanya ada startup dari China, namanya DeepSeek, tiba-tiba bikin gebrakan yang bikin saham perusahaan teknologi raksasa pada merengut. Bayangin aja, mereka bikin AI canggih tapi modalnya kayak beli mobil bekas, bikin pada geleng-geleng kepala.
Nah, yang paling kena imbasnya itu si Nvidia. Kamu tau kan, Nvidia itu raja chip buat AI. Udah kayak bapaknya chip deh. Mereka ini kan selama ini adem ayem aja, karena orang pada ngandelin chip mereka buat bikin AI. Tapi, pas DeepSeek muncul dengan AI “murah meriah” mereka, saham Nvidia langsung nyungsep! Nggak tanggung-tanggung, sampai 13,60% loh! Bayangin duit segitu, kayak lagi ngeliat uang monopoli kebawa angin.
Bukan cuma Nvidia aja yang ambyar, perusahaan chip lain di Eropa juga kena getahnya. ASML dan ASM International juga ikut-ikutan anjlok, kayak domino yang lagi roboh. Di Asia juga sama, saham perusahaan chip pada ikutan merah. Wah, bener-bener bikin geger dunia persahaman nih.
Terus, apa sih yang bikin DeepSeek ini spesial?
Jadi gini, mereka ini bikin model bahasa besar, alias si otak AI, yang sumbernya terbuka (open-source) dan gratis! Udah gitu, katanya mereka cuma butuh waktu dua bulan aja buat bikinnya, dengan modal di bawah 6 juta dolar AS. Nah, ini yang bikin para raksasa teknologi pada bengong. Mereka yang selama ini ngeluarin duit kayak air buat riset AI, kok bisa-bisanya ada yang bikin dengan modal segitu? Kayak kamu beli nasi bungkus tapi rasanya bintang lima gitu.
Minggu lalu, DeepSeek juga ngerilis model penalaran yang kabarnya lebih jago dari model terbarunya OpenAI, yang selama ini kita kenal sebagai pemain utama di AI. Mereka ngetesnya pakai berbagai macam uji coba, dan hasilnya, DeepSeek menang telak. Nah loh, tambah bikin pada garuk-garuk kepala kan?
Gara-gara kejadian ini, orang-orang jadi pada bertanya-tanya, “Ini perusahaan-perusahaan teknologi besar selama ini ngabisin duit buat AI sama pusat datanya sebanyak apa sih? Apa yang mereka lakuin selama ini?”. Kayak lagi ngebandingin bikin mie instan sama masak rendang. Padahal kan, dua-duanya makanan, tapi beda prosesnya, beda juga hasil dan modalnya.
Seorang analis semikonduktor dari Raymond James, Srini Pajjuri, bahkan bilang gini, “DeepSeek itu kayaknya nggak punya akses ke komputasi sebanyak hyperscaler di AS, tapi kok bisa-bisanya bikin model yang kompetitif banget.” Analogi yang pas sih, kayak anak kos yang cuma punya panci serbaguna, tapi bisa masak makanan seenak restoran bintang lima.
Tapi, di sisi lain, Pajjuri juga bilang, DeepSeek ini bisa jadi cambuk buat perusahaan-perusahaan besar kayak Amazon dan Microsoft. Biar mereka nggak terlena dengan keunggulan mereka soal akses ke GPU (unit pemroses grafis), yang selama ini jadi andalan mereka. Mereka jadi mikir keras, gimana caranya biar bisa bedain diri dari yang lebih murah, biar nggak kalah saing.
GPU itu ibarat jantungnya AI
Buat yang belum tau, GPU itu kayak jantungnya AI. Dia yang bantu melatih model AI yang gede-gede. Nah, selama ini Nvidia kan rajanya GPU. Tapi, DeepSeek bikin orang jadi mikir, “Apa iya harus mahal-mahal kalau bisa dapat yang lebih murah dengan kualitas sama?”. Analis dari Citi juga bilang, model AI DeepSeek ini bikin investor pada mikir lagi soal biaya komputasi.
Tapi, nggak semua orang langsung panik sih. Analis dari Bernstein malah bilang, mereka ragu kalau DeepSeek beneran bikin AI dengan modal di bawah 6 juta dolar AS. Mereka bilang, angka segitu mungkin belum termasuk biaya riset dan eksperimen lainnya. “Model DeepSeek memang kelihatan bagus, tapi kita nggak anggap ini sebagai keajaiban,” kata mereka. Mereka juga bilang, nggak perlu terlalu panik soal masa depan infrastruktur AI yang katanya bakal kiamat gara-gara ini.
Ya, begitulah kira-kira drama di dunia teknologi soal AI murah meriah dari DeepSeek. Ini kayak drama korea ya, penuh intrik dan kejutan. Kita lihat aja deh, apa yang bakal terjadi selanjutnya. Apakah ini akan jadi game changer atau cuma drama sesaat? Yang jelas, sekarang kita jadi lebih paham kalau bikin AI itu nggak harus mahal dan ribet, asalkan kreatif dan punya tekad yang kuat. Setuju kan?
[Sumber: inet.detik.com]